Senin, 01 April 2019

Cara Menggunakan Las Argon


LAS ARGON
TIG Welding (Tungsten Inert Gas Welding) adalah proses pengelasan yang terjadi menggunakan tungsten elektroda (nonconsumable tungsten). Area welding terlindungi (tertutupi ) oleh suatu covering yang terbuat dari gas (biasanya gas argon/helium atau kombinasi keduanya). Argon lebih sering digunakan dalam welding, karena sifatnya yang lebih berat dari udara dan dapat menghasilkan covering area welding yang lebih baik.

Komponen yang diperlukan untuk TIG welding adalah:
Konstruksi Perangkat Las Argon
Keterangan :

  1. Konektor atau sambungan sumber arus listrik
  2. Sumber arus las dan unit kontrol ( sistem pendinginan air menggunakan tangki pendingin tambahan, sirkulasi pendingin, dan pompa pendingin)
  3. Botol gas pelindung
  4. Katup untuk mengatur aliran gas dengan meter aliran gas
  5. Sistem pengendali pembakar las
  6. Saluran gas pelindung
  7. Kabel arus las
  8. Pembakar las dengan tombol
  9. Kabel masa dan penjepit benda kerja
  10. Elektroda tungsten
  11. Gas pelindung


Power source

Tig Welding menggunakan sumber arus konstan. Hal ini memastikan panas yang relatif konstan. Polaritas listrik TIG tergantung pada aplikasi. Dua modus dipekerjakan: elektroda bermuatan positif dan negatif. Las elektroda bermuatan negatif digunakan untuk mengelas baja, nikel, titanium dan logam lainnya. Elektroda bermuatan positif digunakan untuk lasan dangkal (lebih sedikit panas yang dihasilkan pada benda kerja).
Ada juga modus lain – alternating current ( AC) . Mode ini beralih antara polaritas positif dan negatif. Alternating mode aktif digunakan untuk mengelas aluminium dan magnesium. Ini mencegah overheating elektroda tetap menjaga panas pada benda kerja.
Torch
Torch memiliki mode otomatis atau manual. Pada dasarnya welding torch memiliki pegangan dan yang otomatis memiliki rak mounting. Di dalam welding torch ada tungsten elektroda nonconsumable, ruang untuk shielding gas dan paduan konduktif. Komponen welding torch terbuat dari isolasi plastik.

Electrode
Ujung elektroda biasanya di-grounding dengan sudut 60 sampai 90 derajat untuk pengelasan manual, terlepas dari diameter elektroda. Untuk aplikasi mekanik, sudut ujung menentukan bentuk busur dan mempengaruhi profil penetrasi weld pool, harus diperhatikan konsistensi dalam ujung grinding dan diperiksa kondisi antara lasan.Untuk arus AC, elektroda merupakan tungsten murni. Biasanya ujungnya mengadopsi profil  berbentuk bola karena panas yang dihasilkan di elektroda selama elektroda berjalan setengah siklus positif.

Gas shielding
TIG welding menggunakan shielding gas untuk mencegah kontaminasi dari ruang welding. Oksigen dan Nitrogen dapat dengan mudah menyebabkan porositas atau fusi selama proses pengelasan. Gas inert seperti argon atau helium digunakan sebagai shielding gas. Pilihan gas tergantung pada aplikasi. Argon adalah yang paling umum, terutama dengan arus bolak-balik. Helium di sisi lain memungkinkan penetrasi las yang lebih dalam. Campuran yang umum (di mana 75% atau lebih tinggi terdiri dari helium).

Backing system
Backing system digunakan di pipe welding, sehingga waktu untuk pre-weld tergantung dengan diameter dan juga panjang dari pipa tersebut. Kecepatan arus dan waktu purge di atur untuk memastikan minimalnya ada 5 volume yang berubah sebelum welding.

Benda Kerja atau Materi Welded
Benda kerja adalah bahan yang mengalami proses welding. Untuk Gas Tungsten Arc Welding benda kerja terhubung ke ground electric.
Berikut adalah skema sederhana dari TIG welding :

Perlu dipastikan lifetime mesin dan juga keselamatan penggunaan. Ikutilah SOP dan prosedur penggunaan alat sesuai dengan SOP yang ada. Sebelum proses welding, dibersihkan terlebih dahulu permukaan benda kerja dari oli, kerak, cat dan debu.
Tahap-tahap proses pengelasan TIG sebagai berikut:
  1. Pastikan kabel utama pesawat las sudah tepasang dengan benar pada sumber listrik. Pada saat pemasangan kabel utama pada sumber arus kondisi pesawat las harus dalam kondisi OFF.
  2. Lakukan pengecekan terhadap :
    • Saluran pendingin.
    • Tekanan gas
    • Volume campuran gas
  3. Setel besar arus, misal 240 ampere
  4. Setel aliran gas pelindung misal 120 liter/menit
  5. Pakailah alat keselamatan kerja, seperti Helm+kaca mata, sarung tangan dan baju las.
  6. Siapkan benda kerja pada meja kerja
  7. Jepitkan tang massa pada benda kerja atau meja kerja dengan kencang
  8. Lakukan pembangkitan busur awal dengan menggoreskan ujung elektroda tungsten pada benda kerja (Striking Of Arc), hingga mendapat kan busur yang stabil, untuk mendapatkan busur yang stabil maka jarak ujung elektroda dan permukaan benda kerja di tahan pada 1.5 mm hingga 3 mm. Pegaturan jarak ini juga berlaku untuk semi otomatis atau otomatis penuh.
  9. Posisi torch di tahan pada sudut 60-85 derajat, kemudian logam pengisi di umpan dari luar dengan gerakan melingkar memenuhi kampuh las membentuk rigi-rigi las.
Logam yang biasa di las menggunakan TIG welding:
  • Carbon and Low alloy steels
  • Stainless steels 304, 316,321. 17-4, 410
  • Nickel alloys Inconel, Hastelloy, Waspalloy etc.
  • Aluminum alloys, 3003, 5052, 6061
  • Magnesium alloys
  • Titanium
  • Cobalt alloys Haynes 188, and L605
  • Refractory alloys columbium, molybdenum, tungsten
  • Copper alloys aluminum bronze , nibral bronze, pure copper

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Menggunakan Mesin Shearing

MESIN SHEARING Apa Itu Shearing?  Shearing merupakan proses pemotongan bahan material logam pelat be...